Kisah Retina yang Lepas (bonus FAQ!)

“Hah retina bisa lepas?”  Ya sahabat awamku, bisa… namun gue memahami kekagetan kelean semua karena demikian juga pertanyaan gue pada pak dokter sore hari itu. Dan meski info terkait ablasio retina (caileh! Istilah baru! Padahal baru gugel bulan lalu!) ini sudah mulai banyak, tentu masih banyak yang memilih jawaban dari first hand experience, maka gue akan membuat posting FAQ sesuai trending topic instagram..

FAQ 1: Hah? Emang gejalanya apa? 

Retina lepas memang terdengar menyeramkan, pasti gejalanya serem banget gitu! Kenyataannya, gejala yang gue alami jauh lebih tidak mengkhawatirkan. Awalnya gue memang sering melihat floaters, alias si benang-benang hitam, atau bagi beberapa orang kayak kecebong, atau sperma, tergantung fantasi masing-masing. Ya elah, kalau yang kayak gitu mah gue juga sering lihat, begitu sobat awam berkata. Dan ya! Benar sekali! Demikian yang gue pikirkan juga! Bahkan ketika gue mulai melihat semacam kilatan cahaya, gue menduga gue lagi kunang-kunang. Kurang gula. Buru-buru duduk trus minum teh botol.

Barulah ketika sebagian lapang pandang gue tertutup semacam tabir, gue mulai watir. Enggak deh, gue belom cukup khawatir sampai gue menunda hingga 2 minggu untuk melakukan pengecekan!  Bahkan hari itu gue masih nyetir sendiri dan bikin janji gossip di malam hari. Dokter sampe kesel, karena biasanya kalau udah selama itu sih gue nggak bisa ngeliat apa-apa. Tapi sungguhpun gue tidak bangga dengan hal sedemikian. Karenaa kalau sang tabir sudah muncul, tandanya retina dah bukan lagi sekadar bolong, ia sudah berkibar bak sang saka merah putih, di dalam bola mata. 

FAQ 2: Emang penyebabnya apa sih?

  1.  Trauma berat, misalnya pernah kena tonjok, kecelakaan, KDRT yang menyebabkan benturan di area mata. Tapi kadang trauma terjadi dengan cara yang lebih cemen. Dari grup SRL (Sahabat Retina Lepas), sebuah komunitas khusus yang pernah mengalami operasi retina, ternyata ada aja yang retinanya lepas karena batuk kekecengengan, ambisis jadi L-Men terus angkat beban keberatan, dan berbagai hal remeh lainnya.  
  2. Loe orangnya reseh, suka bikin kesel, sampe ada yang sakit ati trus kirim setan-setan buat gelayutan di retina. Kalau hal ini kasusnya, demi menghindari MALU bilang aja ini adalah faktor GENETIS, bahwa loe dilahirkan dengan retina tipis biarpun dari buku silsilah keluarga besar satu marga cuma eloe yang tercatat pernah mengalami retina lepas.

FAQ 3: Terus? Diapain??

Nah ini tergantung keseriusan masalah.. Kalau masih muda belia kayak gue (bener loh! Dokter aja ngira gue masih 20-an, biarpun ini langsung gue ralat, takut salah operasi!), dokter akan memasang semacam sabuk silicon di bola mata. Istilah kerennya: schlera buckle. Udah nggak usah dicari gambarnya. Gue bersyukur waktu itu langsung opname jadi ga sempet google. Pada kenyataannya, sabuk ini gak berasa sama sekali kok (iyalah, lha bius total!) Selain itu, dokter juga akan mengeluarkan cairan di bawah si retina lepas, dan menggantinya dengan gas. Nah gas ini gue bisa liat di mata, bahkan ketika merem pun masih keliatan! 

Di kasus di mana struktur bola mata dah nggak OK, biasanya gas jadi nggak mempan, maka digantilah dengan… minyak silikon. Jadi bola mata dibuka, silikon dimasukkan, lalu ditutup lagi. Sayangnya, minyak silikon ini ga boleh lama-lama di mata. Jadi… 6 bulan setelah operasi, mata bakal dibelek lagi buat diambil silikonnya. Spoiler aja: katanya sih operasi pengambilan silikon ini jauhhhhh lebih sakit daripada pemasangannya. UDAH NGGAK USAH GOOGLE GAMBARNYA.

Naa pada kasus di mana retina belom lepas sepenuhnya, atau kalau gue sih kasus di mana retina ga nempel-nempel, bisa ada tindakan laser. Tujuannya semacam menyolder bagian-bagian retina yang robek. Ada yang bilang ‘mild discomfort’, tapiiii gue sih nangis-nangis sepanjang tindakan sampe tuh alat laser belepetan air mata dan ingus. Dan setelah itu gue sakit kepala semaleman, merasa bola mata gue dikorek dengan gerakan sirkular berlawanan dengan arah jarum jam. Perlu diingat, ini bukan LASIK, tapi laser retina lewat pupil mata. Rasanya kayak bola mata disetrum-setrum. Kata mamih, semacam menyaksikan orang lagi duduk di kursi listrik. Gue juga merasa demikian.

Semua itu hanya one-time prosedur aja. Bagian paling GONG dalam proses penyembuhan ini adalah.. BEDREST TELENGKUP sampe tuh retina nempel. Gue sebulan. Ya sebulan cuma bisa menatap Kasur dan tidur ala pose pijat, cuma nggak ada tukang pijatnya aja..

FAQ 4: TERUSSS? Loe ngapain doong?? 

 Nah, bagian ini yang paling penting. Semua yag diceritakan di atas bisa ditemukan di internet. Tapiii…. Gue nggak ketemu ide aktivitas apa yang bisa memakan waktu 1 bulan dengan syarat: no TV, less phone screen time, dan.. harus bisa dilakukan dengan telengkup. Jadii, ini menurut gue merupakan harta yang paling berharga dalam tulisan ini. Lah kenapa loe taroh paling akhir, kok tulisannya nggak inverted pyramid? Iya, itu buktinya, gue nggak bisa latihan nulis, sampe lupa teknik menulis. Anywayyy.. ini yang gue lakukan:

1. Berdoa dan Bermeditasi! 

Sambil telengkup ya.. Selain bisa menghabiskan waktu, loe juga bisa minta kesembuhan, yang mana penting terutama buat yang reseh tadi. Dijamin setelah sebulan bakal bisa melihat your past life atau minimal berkomunikasi dengan alam gaib

2. Menggambar dan mewarnai

Tapi nggak bakat gambar? Percayalah! Dengan latihan selama sebulan, loe akan punya koleksi yang cukup untuk pameran tunggal! Atau setidaknya beli buku mewarnai aja. Pilih yang nggak terlalu detail, bahkan yang buat anak kecil aja. Beneran, jangan percaya tulisan anti-stress di buku mewarnai dewasa itu! Coba aja rasain mewarnai daon kecil-kecil dengan balon di mata!

3. Dengerin Podcast

Naa kalau yang lain sifatnya memproduksi konten, yang ini sifatnya konsumtif dan tidak memerlukan kemampuan apa-apa. Dalam satu bulan, gue sudah mengenal semua mitologi Yunani, dewa-dewi Mesir, dan mengapa pedang pusaka kaisar Jepang selalu dibungkus. Gue sudah paham mengapa kalau ratu semut mati, seluruh komunitasnya mati, atau teori filsafat yang menjelaskan jenis bantahan pada mereka yang menganggap tetap menang meskipun hasil quick count berkata lain #eh. 

Gue sudah mendengarkan semua buku yang masuk ke Public Domain, dari cerita anak-anak hingga dewasa, dari Fritzgerald, sampai Kahlil Gibran, biografi Steve Jobb dan teman-temannya. Gue kenal anaknya Rockfeller yang hilang di Indonesia, satu-satunya tawanan Korea Utara yang berhasil melarikan diri sampai seri ilmuwan dunia. Segala jenis podcast motivasi, mulai dari Gary Vee sampai lokalan jadi peneman tidur kalau lagi susah tidur. Karena dengan kondisi gue saat itu, yaa.. setelah termotivasi gue tidak bisa ngapa-ngapain kecuali bermimpi..

Gue sudah langganan semua podcast retcheh becandaan jorok sampai belajar saham, belajar bahasa Perancis dan bahasa Mandarin. Satu-satunya yang belum gue habiskan cuma kisah misteri dan kisah-kisah pembunuhan sejak tahun 1800, karena setelah beberapa episode yang membuat gue bersyukur masih hidup mengingat banyaknya orang gila di luar sana, gue malah jadi parno sendiri. Satu podcast bercerita tentang pria beristri yang membutakan mata seorang perempuan yang menolak cintanya. Duh, kok nyerempet-nyerempet mata sih, TOO CLOSE!

Dari sini gue menemukan bahwa audio book buku orang dewasa berbahasa Indonesia masih dikit banget. Maka, gue berjanji setelah sembuh gue akan menseriusi mengubah buku menjadi podcast, guna membalas budi para penyedia konten yang budiman. Pahala kelean besar di surga!

FAQ 5: Tapi.. sekarang loe dah bisa liat? Nih angka berapa?  

Hai kawan, terima kasih atas doanya! Tapi perkara retina ini memang ternyata lumayan serieus dan prosesnya bertahap, begini bentuknya:

TAHAP 1: Operasi, setelah itu gue nggak bisa liat apa-apa, semuanya blurrr dan gue nangis, gue kira operasinya gagal. 2 hari opname.

TAHAP 2: Tengkurep, menjaga si bola gas tetap stabil menahan retina biar dia cepet nempel lagi, semacam gips mata lah. Selama proses ini kondisi bola mata berubah-ubah. Kadang tekanan bola mata jadi tinggi sampai batas glaucoma. Kadang jadi min-plus. 1 bulan.

TAHAP 3: Bola gas, memastikan si bola gas abis. Sampai abis, gue nggak boleh naik pesawat. Kayaknya terakhir kali gue lama di ‘ground’ gini adalah pas gue disantet. Oh ya, saat ini mata juga masih bengkak dan merah jadi keren-kerenan lah pake kaca mata item. 5-10 minggu, tergantung mood balonnya.

TAHAP 4: Kembalilah pengelihatananku, yaa macam kaki habis digips kan nggak bisa langsung buat maen bola, demikian juga retina! Berangsur katanya bakal bisa lihat normal dan mata stabil. Gue masih menanti masa itu kan datang. Selama itu, kurangi membawa beban berat, jangan melahirkan secara normal dulu, atau nyari masalah terus ditonjok orang. 6 bulan.

Naa demikian FAQ retina lepas! Setelah balik juga masih banyak risiko yang muncul seperti katarak, pengelihatanan kabur karena sudah terkena macula, danlainsebagainya. Ribet ya?  Tapiii., pengalaman per tiap orang bisa beda-beda kok. Laser, kalau pengalaman kata Mbak Dian, yang juga pernah ngalamin ablasio, lebih ke silawww bak bola disko… pada saat pengambilan silikon juga nggak sakit, justru cenderung sakit pas sebelum pengambilannya.

 

Tapi yang penting apapun rasanya, kalau kata Mbak Kelly, what doesn’t kill you makes you stronger, sedangkan kasus retina lepas biasanya nggak mengancam nyawa. Retina lepas sungguh membuat gue menjadi pribadi yang tangguh, agamis, berpengetahuan luas dan berjiwa seni!

4 thoughts on “Kisah Retina yang Lepas (bonus FAQ!)”

  1. Andrea says:

    Bolehkah minta info tentang group Sahabat Retina Lepas untuk saling bertukar info dan penguatan? Terimakasih

    1. margareta astaman says:

      Yaaa sekarang sudah gak ada.. hehehe.. tapi jika mau tanya-tanya feel free ya..

  2. Dwi says:

    Sekarang gimana kondisi penglihatannya kak?

    1. margareta astaman says:

      sudah normal… horee… mata jadi minus dan harus sering kontrol, tapi sudah bisa melihat lagi 🙂

Leave a Reply to Andrea

Your email address will not be published. Required fields are marked *