Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul ketika membahas buku terakhir rilis gue, The Overqualified Leftover Club adalah: kok cowok-cowok di buku ini nggak ada yang OK sih? Yang ganteng-tinggi-putih-tajirmelintirkeplintirplintir-perhatian-jujur-setia.
Jawaban standar lucu-lucuan gue dan Nay Wahid adalah: Mungkin karena sampai buku tersebut ditulis, kami belum berjodoh ketemu sama lelaki sedemikian. Buku ini dibuat berdasarkan kisah-kisah nyata di sekitar kami dan oleh karenanya, karena nggak ada perempuan yang menuturkan punya kekasih semacam ituh, maka tak kutulis.
Tapi jawaban yang lebih serius adalah… bahwa mungkin memang tidak ada lelaki sesempurna itu, tetapi media kebanyakan begitu mudah memaafkan ‘ketidaksempurnaan’ laki-laki, bahkan mengagung-agungkannya.
Blame fairy tales.