Menulis seperti Miyabi

“De, kamu tuh kalau nulis yang kaya Miyabi gitu!”

Emang Miyabi penulis?

“Nulis bokep maksudnya?”

Gue berkerut-kerut mendengar saran si mamih di pagi yang cerah. Beberapa hari lalu ia bertanya siapa Miyabi. Ketika dijelaskan bahwa Miyabi adalah bintang porno Jepang, si Mamih berkomentar heran, “Kok FPI bisa tau ya dia main film apa? Mami aja nggak tau…” ujarnya sambil lalu.

 

Tapi tanpa contoh konkret, mungkin si Mamih belum sadar akan profesi Miyabi senyata-nyatanya. Mungkin beliau mengira Miyabi itu adalah penulis Jepang favorit gue. Enggak mam, itu namanya Murakami…Atau mungkin si Mamih mengira Miyabi adalah penulis lirik sekaligus penyanyi? Enggak mam, itu namanya Hikaru. Atau…jangan-jangan penulis undang-undang alias perdana menteri Jepang yang baru? Enggak mam, itu namanya Hayotama..lebih jauh lagi…

Gue percaya tidak ada seorangpun ibu di dunia ini yang ingin anaknya menjadi bintang bokep. Atau menjadi pengarang stensilan. Atau didemo FPI dan dicekal Menbudpar. Lantas…mengapa aku disuruh mengikuti suri tauladan seorang Miyabi? MENGAPAAA….

 

Seolah lekat hari ini dengan kisah kain yang minim, hari itu adalah waktu rutin pedagang G-String di gym gue untuk beraksi. Memang sudah beberapa saat beliau menekuni bisnis ini dengan berapi-api.

“SAYANG SUAMI SAYANG PACAR!”

Para wanita di ruang ganti klub fitness ini langsung berhamburan menuju sumber suara, dalam berbagai kondisi ketelanjangan. Mereka langsung asik menggaruk-garuk karung berisi berbagai G-string yang dibawa sumber suara.

 

“Yang ini aja, say, seksi,” sang penjual menyodorkan T-string pink berenda di segala tempat.

“Nggak ah, kinky…” ujar calon konsumen menggeleng. Lalu memilih sebuah G-string hitam transparan dengan jalinan pita merah dikepang di bagian belakang. Speaking of being kinky…

Gue berdecak mengagumi jiwa dagang sang saudagar g-string. Fitness centre ini penuh dengan orang-orang yang ingin bertubuh lebih indah. Guna menunjang tujuan itu, susu pelangsing, vitamin dan majalah kebugaran jadi barang dagangan normal disini. Tapi tidakkah terpikir bahwa beberapa orang tersebut telah berhasil bertubuh lebih indah. Apalagi yang mereka inginkan selain memamerkan hasil nge-gym itu dalam balutan pakaian dalam seksi pada orang-orang terkasih?

 

Dan saudagar G-string telah berhasil menangkap kebutuhan yang terlihat remeh ini! Sesaat setelah mandi gue melihat sang saudagar sedang sibuk menghitung gepokan uang tunai yang langsung menarik iri. Cuma dari jualan kain 5 cm persegi doang! Kain 5 cm2 yang dengan fokus dan semangat, bisa diubah jadi bisnis yang beromzet tinggi.

 

Tiba-tiba gue sadar gue sedang berhadapan dengan contoh nyata filosofi Miyabi emakku. Si saudagar G-string ini telah berdagang seperti Miyabi.

 

Miyabi bisa saja jadi model lurus-lurus. Tapi kritik ala American Next Top Model akan bilang, badannya terlalu pendek dan mukanya kelewat innocent. Tidak memenuhi standard tatapan membunuh model kebanyakan yang dipajang di baliho.

 

Di industri lain, on the other hand, kecantikan mutlak dan wajah tak berdosa itu menjadi aset yang tak ternilai! Berapa banyak artis bokep berwajah polos dan berdarah Jepang-Perancis? Miyabi akhirnya fokus pada pekerjaan ini, dan melakukannya dengan penuh…err..gairah..

 

Konon orang tua Miyabi sempet tak mengaku anak ketika putri cantiknya pulang membawa 20 hasil karyanya. Punya profesi dan kegemaran main bokep, juga bukan sebuah hal yang membanggakan tercantum di KTP. Tapi Miyabi kekeuh menuju puncak prestasi di bidang perbokepan. Dan hasilnya? Satu juta penggemar di Negara sejauh Indonesia saja. Tentunya bukan pencapaian biasa-biasa saja dari seorang aktris.  Cuma sekadar dari bokepan!!

 

When you do something, do it really good. Gak peduli seberapa remehnya. Ga peduli seberapa ga pentingnya. Ga peduli seberapa banyak orang yang menganggapnya adalah buang-buang waktu. Put in all your soul and love and belief, and focus, and..everything!

Miyabi itu cuma main bokep. Sebuah tindakan yang seringkali menghancurkan karir anggota DPR,  mencoreng nama baik artis dan mensirnakan masa depan remaja SMA. Film bokep pasti kategorinya B, nggak pernah jadi A. Tapi lepas dari norma dan moralitas, kita harus mengakui, (sigh!) she does it really well…dan ia mendapat ganjaran yang layak untuk fokus dan keterampilannya itu.

 

Ga ada sesuatu yang jika dilakukan dengan penuh cinta akan berakhir sia-sia. Pengangguran yang seharian kerjanya main facebook aja bisa dapet kerja mengurus account perusahaan besar, karena kemahirannya menggunakan berbagai fitur dan mengepost wall.

 

Sahabat tercinta, Oknum R punya minat besar pada makanan dan menjadi SuperModel. Meski belum terlihat kesuksesan pada yang terakhir, ia sudah sangat fokus makan dan mencari tempat makan yang baru. Karena kegemarannya mengambil potret makanan, foto-fotonya dipakai untuk MSN Indonesia saat membuat games edisi ‘hidangan tradisional’.

 

Oknum R tetap pesimis dan marah-marah. Buat eloe jadi punya foto! Lha buat gue apa gunanya? Selain jadi gendut doang? Tapi teringat editor Vogue Amerika, Anna Wintour, yang seumur hidupnya Cuma suka hal remeh yang disebut pakaian. Mungkin buat dia fashion bet, buat loe…babi…Siapa tahu, sahabatku yang kontroversial akan menjadi pemandu acara wisata kuliner yang sukses!

 

Jadi ibuku sungguh kenal Miyabi. Dan ingin aku menuruti hidayah dari kisah sang bintang porno dalam semua yang gue kerjakan. Kebetulan gue sedang menulis, maka diharapkannyalah gue menulis seperti Miyabi. Menulis dengan tidak ‘tanggung’. Memilih untuk menulis tanpa ragu-ragu seperti Miyabi memilih bokep.

 

Menulis, karena suka, karena memang seluruh perhatian cuma bisa diberikan untuk profesi yang tak menjanjikan ini.  Bahkan jika mendapat cacian dan cercaan seluruh khalayak layaknya Miyabi dan FPI. Bahkan meski artikelku hanyalah tentang daily life, sepatu, festival perhiasan, sex and relationship, as if aku tidak menghabiskan puluhan tahun di belakang menjomblo.

 

Aku belum tanya tapinya, kalau ternyata fokusku menulis roman picisan, masih bolehkah aku berguru pada Miyabi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *