“Gy! Jadi ga nih taun baruan di Bali?”
“Kayanya ganti haluan nih…loe jadi ikutan ga?”
Saya tahu…tahun baru masih bulan-bulan depan, tapi demi mewujudkan tahun baru yang berkesan, tentunya perencanaan harus dimulai dari sekarang. Dan rumpian tahun baru ini telah membawa gue napak tilas pada 2 tahun baru terdahulu…sambil mencari, tipe tahun baru mana yang passs buat gue!
Tahun baru 2007…
Tiga orang perempuan; single, belum punya penghasilan sendiri, dan tidak bergabung dalam group mahasiswa manapun. Semua teman dari ranah Batak punya acara Misa Tahun Baru HKBP. Sisanya sudah punya pacar, atau ikut gank kuliah. Namun kami menolak untuk putus asa.
Meski budget terbatas, kami bertekad bulat ga mau tahun baruan di rumah. Tetep ngotot buka kamar, yang menyebabkan kami terdampar di sebuah hotel dekat Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng yang terkesan agak remang-remang.
Dan jadilah kami menghabiskan malam bak pesta miras abang-abang. Lepas tengah malam kami semua sudah meracau dengan high pitch macamnya Seminar Kebangkitan Roh (roh jahat tapi bedanya). Maafkan aku bu…tapi gue yakin banget gue mendengar teman gue berseru-seru menyumpah mantan gebetannya dengan diselingi kata f**k di setiap 4 suku kata atau kurang. Gue ga inget apa yang gue ucapkan, tapi gue yakin gue melakukan hal serupa.
Maka terciptalah sebuah album foto yang bahkan ga gue miliki. Di foto pertama, tampak tiga orang perempuan tadi, yang saling mengenal sejak SMA, dan tuing! Seorang pria botak, sahabat salah seorang teman di foto tadi, yang Cuma pernah gue lihat 6 bulan sebelumnya di sebuah klub malam dalam acara ultah teman gue itu. Ini gank inti taun baru kami.
Foto-foto berikutnya tampak semakin aneh. Semakin malam, semakin banyak muncul tokoh-tokoh yang tidak dikenal. Gebetan yang baru dikenal satu hari….teman lama dari negeri lain….Teman dan kerabat jauh dari ini…itu…Pokoknya siapa saja yang kami kenal dan bersedia turut menghabiskan malam bersama kami! Dan lalu…GY!!! KOK BISA ADA MANTAN COWO LOE JUGA SIII!!!! Gue langsung ketawa ngakak.
Sekilas info, pada saat itu gue baru kira-kira 2 bulan putus dengan seorang cowo yang sepintas setelah putus sudah jadian lagi dengan teman dekat gue sendiri. Jadi bisa dibayangkan bahwa setiap harinya gue sudah mengasah sebuah golok yang seyogyanya akan digunakan pada malam tahun baru.
Namun sayangnya kadar alcohol yang tinggi membuat gue sungguh tidak mampu membedakan mana pacar..mana mantan pacar! Sehingga rencana mencincang-cincang mantan pacar itu jauh dari istilah TERLAKSANA.
Sudah bisa dipastikan tahun baru tersebut adalah tahun baru yang sangat mengibakan, memprihatinkan dan tidak sebaiknya diulang 2x. Sejak tanggal 1 Januari 2007 itu kami langsung memulai rencana tahun baru 2008: 1. Kita akan menyewa hotel yang mewah. 2. Kita akan bertahun baru di club yang paling ok tahun itu. 3. Kita tidak akan melewatkan tahun baru dengan orang-orang tak dikenal lagi. 4. Kita akan punya lelaki yang mendampingi kita melepas tahun yang lama.
Tahun Baru 2008
Menginjak perayaan 2008, mengingat persiapan setahun penuh, tentunya tahun baru dirayakan secara berbeda. Tiga peserta tahun baru 2007 masih ada, tapi ditambah sekompi anak-anak gank SMA. Kami menyewa kamar di sebuah hotel di bilangan Senayan dan bertahun baru di X2. Bahkan! Gue didampingi seorang lelaki, meski pria tersebut adalah mantan pacar yang untungnya belum sempat termutilasi tahun kemarin tersebut.
Dan menjelang tahun baru 2009, gue memutuskan: gue lebih menikmati tahun baru ala 2007.
DUERRRR!
Izinkan aku membela diri…Tahun baru 2007 memang bukan tahun baru yang sesuai standard perayaan manusia. Bukan tahun baru yang bisa dibanggakan di dalam masyarakat. Juga bukan tahun baru yang sesuai aturan social tentang: tahun baru yang indah. Tapi justru tahun baru yang nyeleneh itu yang bikin gue bahagia.
Di malam itu gue mungkin ga bersama dengan semua orang yang ‘ideal’. Tapi gue bersama dengan dua orang yang gue tahu banget adalah temen gue yang beneran. Sedangkan sisanya, adalah orang-orang yang memang Cuma mau have fun, regardless dengan siapa dan bagaimana. And we did have fun!
Juga di malam itu gue mungkin telah melakukan hal bodoh. Gue mungkin telah terlihat konyol, menyedihkan, memalukan, makan temen, cheapskate dan lain sebagainya. Tapi mungkin..memang itulah gue! Dan ternyata..di tahun baru 2007 gue bisa jadi diri sendiri. Gue ga perlu pura-pura bijaksana. Gue ga perlu mengikuti kaedah orang-orang tentang ‘bagaimana seharusnya saya bertindak’. Gue ya gue: dekil, jelek, kurang pintar, tidak mapan, jomblo, muntah-muntah, mabok kaya abang-abang. Harusnya gue merasa rendah, hina dina, papa. Tapi anehnya, mengingat 2 tahun lalu itu, gue merasa nyaman banget. Betapa tidak, bahkan dengan gue sehancur itu, tetep ada tuh orang-orang yang tanpa dipaksa, hadir memeriahkan malamku!
Sebaliknya, tahun baru 2008 adalah tahun yang sangat sesuai dengan tahun baru yang keren. Nongkrong sama sejuta temen, hedon di club, digandeng cowo. Ini adalah tahun baru yang seharusnya ‘bahagia’. Tapi kenyataannya, itu Cuma jadi sebuah tahun baru diantara tahun baru yang lain. Tahun baru yang mengharuskan gue tambil cantik meski kenyataannya tidak cantik. Tahun baru yang berat di ongkos. Tahun baru yang meletihkan.
Gue ga yakin, meski istilahnya kita nginep bareng, gue menghabiskan quality time bersama teman sebanyak tahun sebelumnya. Kami emang ketawa dan niup terompet bareng, tapi apa gue sepenuhnya mendengarkan dan berempati dengan cerita-cerita mereka? Kayanya gue malah ribet sendiri.
Sangking niatnya menciptakan tahun baru yang sempurrrna itu, gue mungkin telah menihilkan ketidaksempurnaan yang sebenernya melingkari acara itu, semata-mata agar rencana SAYA lancar. Ga peduli gue harus memaksakan keadaan, memaksakan perasaan supaya terciptalah suasana yang ‘ideal’ itu. Ga pernah, sampai ketika gue ngetik ini, gue mikir,I want to be with someone special, but is this someone really think that I’m special too?
Manusia emang sudah membuat standard tentang apa itu bahagia. Norma social tentang apa yang sewajarnya membuat kita ketawa, membuat kita terkenang-kenang. Sebagian besar memang norma dan standard itu emang tepat. Gue sih ga bilang gue ga cukup senang berada di X2 untuk malam tahun baru…
Tapi terkadang, dalam usaha menciptakan kondisi bahagia yang sesuai norma itu, kita jadi ga bahagia. Norma itu menjadi larangan daripada pedoman. Cuma akan bahagia kalau udah berkantor sendiri digaji 8 digit rupiah sebulan…Cuma akan bahagia kalau sudah punya ini..punya itu..sampai terasa ga mungkin untuk bahagia selama tahap itu tercapai. Padahal, mungkin gue Cuma lupa untuk stop and smell the flower. Gue baru menyadari indahnya tahun baru di hotel remang-remang dengan miras sponsor toko bahagia itu dua tahun setelah tahun baru itu berlalu.
Dan ketika at the end, gue beneran punya kantor sendiri digaji 8 digit (belom sih) atau punya ini itu, tapi karena gue terlalu cemas memikirkan segala jadwal agar sempurna, ketika semuanya memang sempurna, gue sudah ga berasa sempurna lagi. Gue sudah terlalu letih untuk menikmati kesempurnaan itu.
Whoopss.. tapi gue bukan macamnya generasi gembel anti kemapanan kok. Kalau gue mengharuskan bahagia itu ya miskin macamnya Keluarga Cemara yang di tipi, itu sama aja dengan menciptakan norma baru (yang dosanya sama dengan mengharuskan tahun baru yang hepi itu harus di X2). Gue bisa, dan sering menemukan kedamaian ketika lagi dug..dug..dug..dugem yang menihilkan kemampuan mendengar teman curhat. Hati gue tentram setelah belanja. Dan yap, gue tetep lebih bahagia nginep di hotel bintang 5 kawasan Senayan daripada di hotel remang-remang. Teteup…
Tapi mungkin kita ga perlu aturan untuk bisa senang-senang. Hepi itu bisa datang dimana aja, kapan aja, dengan cara apa saja bagi orang yang menginginkannya. Dan dengan semangat itu gue menghadapi 2 opsi tahun baruan gue:
- Berada di sebuah resort romantic pulau terpencil Maldives of Indonesia (!) dengan dua teman dari tahun baru 2007 yang sekarang 2-2nya sudah punya pacar, dengan kondisi gue akan sendirian bahkan tanpa mantan pacar sekalipun.
- Nonton Ruth Sahanaya di konser Gran Melia bersama orang tua dan oom tante.
Humphh…menarik napas panjang…gue optimis gue akan tetap bahagia….
OKNUM RRRRRR….AWASS LOE GA NEMENIN GUE!!