Inget serial iklan rokok yang suka ga ada hubungan sama rokoknya sendiri? Meski tidak merangsang gue untuk membeli rokok merk tersebut, iklan tersebut sukses membuat gue teringat selalu. Salah satu yang mereka buat adalah slogan Yang Tua Yang Dipercaya, atau sejenis itu. Tentunya dengan gambaran berlebih tentang lelaki muda yang didandanin sampai setua-tuanya sebelum presentasi, supaya meyakinkan oleh bosnya yang tua bangka gendut pendek bertampang senior.
Dalam kasus gue, si tua yang dipercaya itu tidak muncul dalam bentuk tua bangka gendut pendek bertampang senior, tetapi dalam wujud seorang pria yang berwajah exceptionally ganteng, dengan usia HANYA 3 tahun diatas gue.
“So this is your first job?” tanya si Mas Ganteng, dengan tangan terlipat di dada dan alis ulet bulunya membentuk sudut yang kurang bersahabat. He euh..gue menganguk-angguk, sambil menambahkan sedikit guna meningkatkan kredibilitas…maksudnya..bukan pertama..pertama banget sih, dulu pernah intern di majalah…jadi editor juga, juga sering nulis-nulis..terus…
“Yeah..yeah..intern rite? Ga jelek…ga jelek sama skali…for first job…” potongnya, seolah-olah semua penjelasan resume gue itu telah dimakan angin lalu. Pria berdarah Thailand ini literally adalah senior gue, satu universitas, satu fakultas, satu divisi, hanya beda tahun kelulusan. Setelah lulus beliau bekerja di koran ternama Singapura selama 2 tahun. Beliau nampaknya kurang rela bahwa meski lebih berpengalaman, takdir menentukan kami untuk memegang posisi yang sama, tidak lebih tinggi tidak lebih rendah, satu jadi Country Editor Indonesia dan satu di negeri singa.
“You are very lucky getting this job.” Mas Ganteng berkomentar. Dalam beberapa hari gue ketemu dia, entah sudah berapa kali dia menyebut betapa hokinya gue bisa mendapatkan posisi yang sama dengan dia. Beruntung?! Beruntung! Cuma gara-gara hoki doang? Biarpun pengalaman loe 20 taon juga loe ga bisa jadi editor di Indonesia! Loe ga bisa bahasanya! Ujar gue sewot dalam hati. Lagian, bukan salah gue dong klo die dilahirkan tiga tahun lebih awal dari gue!
Tapi guna menjaga harmonisasi, gue diam saja, meski muak mendengar pameran relasi dari menjadi jurnalis politik, PDA barunya, dan artikel2nya. Juga terus ngangguk-ngangguk ketika diberikan wejangan-wejangan tentang memacu diri dan sebagainya. Sungguh, meski ruangan kami luas, gue merasa sesak, seperti kurang oksigen. 2 minggu saja! 2 minggu dan gue akan terbang ke Jakarta, bebas dari rekan kerja plus asap rokoknya!
Begitulah nasib gue, si anak bawang, yang termuda di kalangan editor bangsa-bangsa.
Sepulang rapat gue menggerutu. Tapi, stelah dipikir-pikir, Mas Ganteng kan Cuma satu orang. Editor dari Negara lain, yang uda nulis di TIME, yang uda jadi editor di Assosiated Press, engga gitu tuh. Tapi suara satu orang gaungnya terdengar begitu besar ? Apa segitu memukaunya ? Engga juga, pendek juga tu. Huh. Apa inikah…sindrom self fullfiling prophecy?
Katanya klo seorang anak dari kecil digoblok-goblok-in, akhirnya goblok beneran, padahal IQ-nya cerdas aja. Semua gara-gara si anak jadi ga punya motivasi untuk jadi pinter, lha emang darisononya goblok kok…Atau si anak terpacu jadi pinter, tapi ketika gagal merasa wajar, karena emang semua bilang dia goblok. Akhirnya, si anak yang sbenernya pinter itu jadi goblok beneran, memenuhi ‘harapan’ orang-orang disekitarnya.
Yang tua yang dipercaya, yang muda tidak dipercaya. Biarpun kualitas sama rasa sama rata, tapi dengan stigma ini, orang muda mengkeret, ngerasa ga bisa, akhirnya beneran ga bisa. Tau orang-orang punya anggepan bgitu, jadi sensitive, cepet tanggap terhadap sentilan. Begitu disentil sekali gaungnya berasa berhari-hari, dan akhirnya, kesannya seluruh dunia ga percaya sama yang muda. Lebih parah lagi, ketika berada di tengah kalangan orang yang lebih tua, langsung minder, bahkan biarpun ga ada yang menyentil. Akhirnya meski skali lagi, berkualitas, secara ga sadar gue menurunkan kualitas gue, supaya sesuai dengan ‘ramalan’ masyarakat, yang muda ga dipercaya, dan akhirnya jadi beneran teruji : YANG MUDA TIDAK DIPERCAYA.
Nah loh..nah loh…jadi kumaha dong? Sebagai pemudi Indonesia sejati, gue rada ga rela sih ‘dikalahin’ gitu aja…Tapi yah…gue butuh dukungan pembaca yang budiman…ehehehehe…Setiap klik yang masuk pada http://id.msn.com akan menyumbang bukti bahwa si anak muda ini bisa kerja kok. Skarang emang MSN indo itu belum banyak isinya, tapi seiring waktu sementara gue dsana, akan ditambahkan berita-berita lokal, gosip artis dan pejabat *yang kadang lebi seru*, baik bahasa Indonesia maupun Inggris. Lalu bakal ada football channel yang dulunya di ESPN, juga kontes foto, supaya makin banyak foto-foto dari fotografer Indonesia sendiri yang terpampang di MSN Indonesia.
Dan jangan lupa, kunjungi editorial blog…yang nanti akan diaktifkan. Karena gue malas memikirkan konsep baru, pada intinya sih cuma akan terjadi perpindahan dari margarittta.multiply ke MSN. Isinya bakal sekitar-sekitar sini2 juga, jodoh-jodohan, oknum R dan Cinta Laura, ga pake serius, ga pake penting. Bedanya gue bakal lebi bebas bergosip dan menyela-nyela, dan politically incorrect, karena kalau gue dicekal, gue tinggal kabur ke Singapur. Selain blog ini, juga bakal ada blog-blog dari seantero Indonesia yang akan diangkat tiap minggunya. Akhir-akhir ini gue sering diminta berkomen ke beberapa blog, tapi siapalah aku ini…kaeknya blum pantes bwat ngasi saran, apalagi mnurut gue stiap blog itu punya cita rasa sendiri, yang ga bisa dibandingin. Nahh..klo di MSN ini kan namanya resmi, jadi promo blog juga lebih kredibel gitu..Jadi silakan yang mau blognya diangkat, dikirim linknya dan disertai apa yang menarik dari blog masing-masing. Misal: blog gue isinya smua pake bahasa jawa kuno!
Ingat! Setiap kunjungan Anda akan meningkatkan rasa percaya diri anak muda dan akhirnya berbuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia. Bagi pengunjung yang beruntung akan mendapatkan nomer telpon rekan kerja, mas ganteng, berikut asep rokoknya…